Site Network: Lembaga Publikasi Uniflor |

 



Menjadi Magnet di Indonesia Timur


Menjadi Magnet di Indonesia Timur
Oleh Prof. Dr. Stephanus Djawanai, M.A
Rektor Universitas Flores, Profesor Linguistik Universitas Flores dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Ada dua kecenderungan besar perguruan tinggi dunia dewasa ini, yakni menjadi institusi kewirausahaan dan institusi penelitian. Perihal kewirausahaan telah dicanangkan di Universitas Flores (Uniflor) beberapa waktu lalu dengan menghadirkan Koordinator Kopertis Wilayah VIII Denpasar. Wacana telah dimulai untuk memasukkan kewirausahaan sebagai mata kuliah di Uniflor.

Menyangkut penelitian selalu ditekankan oleh Ketua Umum Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Bapak H. J. Gadi Djou, agar para dosen meningkatkan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah demi sertifikasi dan peningkatan jabatan akademik dan akreditasi institusi. Imbauan telah beliau topang secara nyata dengan menyiapkan dana penelitian.

Misi dan peta jalan (road map) Uniflor ke depan harus berpijak pada pokok-pokok yang telah digariskan pada masa lalu dan rancangan ke depan yang terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Pada hemat saya, Uniflor harus mengembangkan pengendalian “mutu internal” melalui evaluasi diri yang benar, lengkap, dan jujur, serta pengendalian “mutu eksternal” melalui proses akreditasi dan penghargaan oleh semua pemangku kepentingan (stakeholders).

Kesemua hal tersebut menuntut sumber daya, yakni manusia, materi, dan infrastruktur yang bermutu. Memprasyaratkan proses belajar-mengajar yang menonjolkan kompetensi, kombinasi pengetahuan dan kewirausahaan. Menuntut terpenuhinya mutu produk berupa lulusan yang memiliki kompetensi. Hasil penelitian yang bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat dan  kemajuan ilmu.

Harus dicamkan benar-benar bahwa universitas adalah organisasi pembelajaran (learning organization) yang keberlanjutannya bergantung pada kuatnya ekologi pikir dan ekologi sosial manusianya. Tugas pokok saya sebagai rektor adalah menjadi katalisator untuk menciptakan konsensus agar semua unsur dalam organisasi dapat bekerja sama demi kemajuan bersama.

Semua Pembantu Rektor, Dekan dan Pembantu Dekan, semua Kepala Lembaga dan Ketua Program Studi, semua Kepala Satuan Kerja yang lain, semua dosen dan karyawan Uniflor, saya mohon untuk bersama-sama ikut dalam proses membangun manusia Indonesia yang berpola pikir maju melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pelayanan. Manusia maju ditandai oleh kemampuan untuk menjadi pelaku perubahan dan mediator budaya yang memahami ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan memahami pengetahuan alamiah yang terendapkan dalam kearifan lokal untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa bermartabat, damai, dan sejahtera.

Untuk mencapai harapan di atas, baik bagi Uniflor maupun bagi bangsa Indonesia, yang amat dibutuhkan adalah sumber daya manusia unggul. Karena itu, pendidikan harus diarahkan kepada ekologi manusia yang menonjolkan kecerdasan atau inteligensi,  integritas pribadi, hubungan sosial yang berbela rasa dan bersetiakawan, dan  spiritualitas baik sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Selanjutnya diperlukan ekologi manah (mindset) atau ekologi pikir yang maju, jernih dan sehat, karena pola pikir mempengaruhi sikap, sikap mengarahkan perilaku, perilaku  membentuk kebiasaan, dan kebiasaan membentuk karakter atau watak. Habitus atau kebiasaan harus diperbaiki dan diperbaharui demi pengembangan kepribadian.

Uniflor harus membangun sistem yang menjamin mutu setiap unit kerja, unit pendidikan, demi meningkatkan mutu program dan mutu hasilnya. Institusi pendidikan kita ini harus dibangun sebagai korporasi (badan usaha) yang utuh, kait-mengait dan saling mendukung.

Saya ajak semua sivitas akademika untuk selalu menyadari bahwa keberlanjutan kehidupan kita semua bergantung pada keberlanjutan (sustainability) institusi.  Jadi, strategi yang harus ditekankan adalah pengembangan berkelanjutan demi menghadapi persaingan sebagai badan usaha yang menawarkan jasa pendidikan. Oleh karena itu, kampus Uniflor harus menawarkan suasana akademik yang sehat, menyenangkan, kreatif, imaginatif dalam bentuk kuliah, diskusi, ceramah, penelitian, pelatihan, praktek lapangan, pengabdian pada masyarakat,  seminar, kegiatan menulis, seni sastra, suara, tari, olah raga, olah rasa, olah pikir, dan kegiatan kerohanian, dan lain-lain, sehingga semua pemangku kepentingan: mahasiswa, orang tua atau wali mahasiswa, pengguna lulusan, masyarakat luas merasa gembira, puas dan bangga dengan lulusan Uniflor.

Sebagai Rektor saya menawarkan visi Uniflor untuk melengkapi rumusan yang ada, yakni Uniflor diproyeksikan “menjadi magnet di Indonesia Timur!” Magnet ini terutama di wilayah kepulauan pada perbatasan tanah air, berdasarkan ciri pendidikan yang humanis dan multikultural. Pendidikan humanis mengutamakan aspek manusia, sedangkan pendidikan multikultural mengutamakan intelektualitas, kedalaman, dan kecintaan akan kemanusiaan, keinsanian, dan keberagaman yang merefleksikan sifat masyarakat majemuk.

Sebagai penutup izinkan saya mengutarakan rasa spiritualitas dan doa saya, yaitu semoga Tuhan Yesus memberkati Yapertif dan Uniflor agar menjadi institusi yang membawa kesejukan, kedamaian, dan kesejahteraan. Kita satukan langkah dan bulatkan tekad dengan hati Yesus sendiri yang menyembuhkan semua yang menjamah-Nya (Mrk 6: 56). (Artikel ini ringkasan pidato pelantikan menjadi Rektor Uniflor pada 6 Februari 2012). (Flores Pos, Sabtu, 24 Maret 2012).  



Label: , , , , , , , ,

posted by Jurnal Online Uniflor @ 12.10,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home