Agrica, Vol. 1 No. 1 Juni 2010
Rabu, 16 Mei 2012
AGRICA,
3 (1) : 1 – 8 (2010)
ISSN
: 1979-0368
|
STRUKTUR KOMUNITAS MESOFAUNA TANAH PEROMBAK BAHAN ORGANIK
PADA VEGETASI KOPI DAN KAKAO
Kristina
Erniyani1, Sri Wahyuni2 dan
Yustina M.S.W. Pu’u2
1Badan
Ketahanan Pangan Kabupaten Ende, 2Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Flores
Kristinaerni@yahoo.co.id
ABSTRACT
Alteration
Of Soil The Structure And Ecosystem By Organic Matter In Coffee And Cocoa
Plantations
The use of inorganic fertilizers
and pesticides can change the agro ecosystem gradually. These
changes may result in the decrease of
diversity of soil organisms. These organisms are very important in the decomposition process of reforming the organic matter into compounds that are readily absorbed by plants. Other changes include a change in
the soil structure whuch will affect the soil chemical
and physical characteristic and
ultimately affect the
soil productivity leading to
decreased agricultural products.
The return of the remains from
harvest, litter and crop residues from coffee and cocoa crops to soil will
provide energy for soil organisms and it will help maintain the soil environment that supports the life
of other organisms. This research aimed at identifing the composition and
diversity of mesofauna formed by
decomposed organic matter in cocoa and coffee plantations.
Soil sampling was conducted on
coffee and cocoa plantations in the Onelako village of Ndona District. Soil
sampling was conducted on September 2010. Soil sampling used Neuman method of 0 -15 cm and 16-30 cm
depth. Each soil sample was
taken to the laboratory. The separation of mesofauna from soil used Berlese-tullgran method that had been modified for 4 days. The
separated Mesofauna was identified under the light microscope.
The
result of this research showed
that the highest composition of
mesofauna decomposer of
organic matter in cocoa and
coffee vegetation is Collembola. Collembola are very
tolerant to acidic soil conditions and they
are dominant in the soil and
surface habitats that contain lots of litter. Collembola are microartopoda that have large distribution
both in quantity and diversity
. The highest diversity of mesofauna on coffee vegetation are 1.525
and on cocoa vegetation are 1.273. It was also noted that the at a depth of 0-15 cm there
was a higher concentration of mesofauna in the
coffee vegetation area, which was
about 7.3960, while in the cocoa vegetation there were 3.6376. The high level
of the diversity index caused an increase in decomposition and therefore better soil fertility.
Keywords:
mesofauna, vegetation coffee, vegetation cocoa
PENDAHULUAN
Penggunaan pupuk dan pestisida anorganik perlahan-lahan
akan mengubah agroekosistem. Perubahan ini berakibat pada menurunnya keragaman
organisme tanah atau biologi tanah, perubahan sifat kimia dan fisik tanah yang
pada akhirnya berpengaruh terhadap produktivitas tanah dan penurunan produksi
pertanian. Santosa (2007) menjelaskan pengelolaan lahan yang tidak memenuhi
kaidah-kaidah yang benar akan menyebabkan penurunan kelimpahan dan keragaman
fauna tanah. Dalam waktu yang panjang akan berakibat pada terganggunya siklus
hara alami dalam agroekosistem, menurunnya kualitas dan produktivitas lahan.
Berdasarkan
ukuran tubuh, fauna tanah dikelompokan menjadi 1) mikrofauna adalah kelompok
fauna tanah dengan ukuran panjang < 0.15 mm seperti bakteri, nematoda; 2)
mesofauna adalah kelompok fauna tanah dengan ukuran panjang 0.16-10.4 mm
seperti collembola, acarina, protura; 3) makrofauna adalah kelompok fauna
tanah dengan ukuran panjang > 10.5
(Suhardjono dan Adisoemarto, 1997 dalam
Suwondo, 2002).
Dari sejumlah
fauna yang berperan dalam proses penguraian serasah terdapat satu kelompok
fauna yang digolongkan sebagai mesofauna tanah. Mesofauna tanah merupakan fauna
tanah dengan ukuran tubuhnya 0.16 – 10.4 mm. Mesofauna berperan sebagai
perombak awal bahan makanan, serasah, dan bahan organik lainnya (seperti kayu
dan akar) menjadi fragmen berukuran kecil yang siap untuk dirombak oleh mikroba
tanah lainnya. Dalam metabolismenya, mesofauna mengeluarkan faeces yang mengandung berbagai hara
dalam bentuk tersedia bagi tanaman dan kehidupan lainya yang ada dalam tanah.
Dengan demikian mesofauna tanah merupakan salah satu
komponen dari ekosistem tanah. Kehidupan mesofauna tanah sangat tergantung pada
habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di
suatu daerah sangat ditentukan oleh faktor lingkungan biotik dan abiotik daerah
tersebut.
Lingkungan biotik meliputi vegetasi di permukaan tanah
dan organisme lainya. Selain berfungsi sebagai penghasil serasah sekaligus
sebagai penutup tanah. Sedangkan lingkungan abiotik meliputi suhu dan
kelembaban tanah, sifat kimia tanah
seperti pH, serta sifat fisik tanah.
Suhu tanah dipengaruhi oleh suhu udara. Suhu tanah akan lebih rendah dari suhu
udara. Sifat fisik tanah akan mempengaruhi porositas udara dalam tanah.
Keadaan iklim daerah dan
berbagai tanaman yang tumbuh pada tanahnya serta berlimpahnya mikroorganisme
yang mendiami suatu daerah akan mempengaruhi keanekaragaman relatif populasi
mikroorganisme. Faktor-faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap
keanekaragaman relatif populasi mikroorganisme adalah reaksi yang berlangsung
di dalam tanah, kadar kelembaban.
Sebagaimana diketahui, terdapat berbagai jenis vegetasi
yang tumbuh dipermukaan tanah. Di antaranya kopi dan kakao.
Seperti halnya dengan vegetasi yang lain, kopi dan kakao
juga banyak menghasilkan serasah dan sisa tanaman yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber hara bagi tanaman. Terhadap serasah dan sisa-sisa tanaman,
mesofauna berperan aktif dalam proses dekomposisi.
Penelitian ini
bertujuan mengetahui komposisi dan keragaman mesofauna perombak bahan organik
pada vegetasi kakao dan kopi.
METODE
Percobaan ini
dilakukan di kebun kakao dan kebun kopi milik petani di Kelurahan Onelako
Kecamatan Ndona Kabupaten Ende. Penelitian dilaksanakan pada bulan September –
Oktober 2010. Identifikasi fauna tanah dilakukan di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Flores dan analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Pengambilan sampel tanah dengan metode Neuman (Anwar,
2007). Setiap lokasi diambil 5 sample. Pemisahan mesofauna tanah dari tanah
dengan metode Dinamik menggunakan Barlese-Tullgren. Pengamatan dilakukan terhadap jenis
mesofauna yang ditemukan, kepadatan relatif mesofauna, indeks keragaman Shannon-Wiener dan dominansi fauna
tanah. Data pendukung antara lain, suhu
permukaan tanah dan suhu tanah, pH tanah, bahan organik tanah, C-organik, N total tanah, P tersedia
dan K tersedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor
Fisik dan Kimia
3
|
Hasil pengukuran kadar air kering udara menunjukkan lebih
tinggi pada area dengan vegetasi kopi dibandingkan vegetasi kakao. Data ini
menunjukkan bahwa tanah yang ada di area vegetasi kopi mempunyai daya pegang
air lebih tinggi.
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia tanah pada area percobaan
Parameter fisik
kimia
|
Kedalaman 0-15 cm
|
Kedalaman 16-30
cm
|
||
Vegetasi Kakao
|
Vegetasi kopi
|
Vegetasi Kakao
|
Vegetasi kopi
|
|
Suhu tanah (oC)
|
22,78
|
21,54
|
22,13
|
21,17
|
Ph
|
6,35
|
6,80
|
6,00
|
6,23
|
Kadar air KU (%)
|
8,49
|
10,10
|
9,74
|
12,16
|
Bahan organik
|
3,6376
|
7,3960
|
7,3787
|
7,5339
|
C-organik
|
2,11 (S)
|
4,29 (T)
|
4,28 (T)
|
4,37 (T)
|
N-total
|
0,12 (R)
|
0,17 (R)
|
0,11 (R)
|
0,13 (R)
|
Tekstur tanah
|
Lempung berpasir
|
Lempung
|
Lempung liat
berpasir
|
Lempung liat
berpasir
|
Struktur dan Komposisi
Mesofauna Tanah
Tabel 2
menunjukkan komposisi mesofauna yang ditemukan berada pada kedalaman 0-15 cm,
sedangkan pada 16-30 cm tidak ditemukan. Dari tabel tersebut didapat hanya
terdapat 17 spesies yang ditemukan di area dengan vegetasi kakao dan 34 spesies
ditemukan di area dengan vegetasi kopi. Perbedaan jumlah spesies mesofauna
antara area vegetasi kakao dan vegetasi kopi diduga disebabkan oleh adanya
tanggapan yang berbeda terhadap kondisi mikroklimat lingkungan. Wallwork (1970) menjelaskan
mikroartopoda tanah mempunyai toleransi yang berbeda terhadap faktor
fisikokimia lingkungan. Faktor fisikokimia yang mempengaruhi fauna antara lain
suhu, kadar air, kandungan bahan organik dan pH tanah.
Selain itu
perbedaan terjadi karena perbedaan materi organik (serasah dan sisa tanaman)
yang ada di ke dua area tersebut. Hal ini seperti yang ditunjuk pada Tabel 1.
dimana C-organik dan bahan organik pada kedalaman 0-15 cm lebih tinggi pada
area vegetasi kopi daripada vegetasi kakao. Suharjo et al (1993) dalam
Sugiyarto (2001) mengemukakan bahwa bahan organik berperan sebagai sumber
energi bagi kebanyakan biota tanah sehingga semakin banyak dan beragam bahan
organik yang tersedia, maka semakin banyak dan keragaman pula biota tanah.
Tabel 2. Jenis
Mesofauna yang ditemukan
Kedalaman tanah
|
Komunitas Kakao
|
Komunitas Kopi
|
||
Spesies
|
Jumlah
|
Spesies
|
Jumlah
|
|
15 cm
|
Ordo Collembola
Dirictoma daurdensi
Dirictoma ornata
Folsomia sp.
-
Acarina
|
3
3
8
3
|
Ordo Collembola
D. daurdensi
D. ornata
Folsomia sp.
Diplura.
Acarina
|
8
5
12
4
5
|
Jumlah
|
-
|
17
|
-
|
34
|
30 cm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Tabel 3. Kerapatan,
Indeks Keragaman dan Dominansi
Ke-dalaman
|
Mesofauna
|
Komunitas kakao
|
Komunitas kopi
|
||||
KR
|
H’
|
I
|
KR (%)
|
H’
|
I
|
||
15 cm
|
D.
daurdensi
D. ornate
Folosomia
sp.
Formicidae
sp.
Acarina
|
17,65
17,65
47,06
0
17,65
|
0,306
0,306
0,355
0
0,306
|
0,031
0,031
0,222
0
0,031
|
23,53
14,71
35,29
11,77
14,71
|
0,341
0,282
0,368
0,252
0,282
|
0,055
0,022
0,125
0,014
0,022
|
Jumlah
|
100
|
1,273
|
0,315
|
100
|
1,525
|
0,238
|
|
30 cm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
mlah
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Keterangan KR : Kerapatan
Relatif
H’ :
Indeks Keragaman Shannon-Wiener
I : indeks dominansi
SIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa
1. Komposisi mesofauna perombak bahan organik tertinggi pada
vegetasi kakao dan vegetasi kopi adalah Collembola.
2. Keragaman mesofauna tertinggi pada vegetasi kopi sebesar
1,525 daripada vegetasi kakao sebesar 1,273.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada DIKTI cq. DP2M yang
telah membiayai penelitian ini, Dinas BKP3 atas perijinannya, pihak yayasan
Universitas Flores dan Fakultas Pertanian Universitas Flores atas kerjasamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E. K. 2007. Pengambilam Contoh Untuk Penelitian
Fauna Tanah. Dalam : Metode Analisis Biologi Tanah. Editor. Rasti Saraswati,
Edi Husen, R.D.M Simanungkalit. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembanga Petanian. Departemen Pertanian. 2007
Rahmawati. 2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di
Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit. Jurusan
Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Russell, E.W. 1978. Soil
Condition and Plant Growth. London: English Language Book Society.
Santosa, E. 2007. Analisis Kelimpahan dan Keragaman Fauna
Tanah. Editor. Rasti Saraswati, Edi Husen, R.D.M Simanungkalit. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembanga Petanian.
Departemen Pertanian. 2007
Suin, N.M. 2006. Ekologi Hewan Tanah. PT Bumi Aksara.
Jakarta
Suwondo. 2002. Komposisi dan keanekaragaman
Mikroorthropoda Tanah sebagai Bioindikator Karakteristik Biologi pada Tanah
Gambut. Program Studi Biologi PMIPA. FKIP
Universitas Riau.
posted by Jurnal Online Uniflor @ 17.43,
0 Comments:
Posting Komentar