Site Network: Lembaga Publikasi Uniflor |

 



Majalah Ilmiah INDIKATOR, Volume XIII, Nomor 2, September 2011


KINERJA KEUANGAN
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NTT
 CABANG BAJAWA TAHUN 2006 – 2010

Oleh  Gabriel Tanusi
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Flores,
Jln. Sam Ratulangi, Ende, Flores, Telp 085239330940


Abstract
Banking business is  a dynamic business within financial services by relying on customers trust. Beside trust factor of bank as financial intermediate institution, it must quarantee liquidity and rentability since the higher of the liquidity and rentability the more level of customer trust it will have. One of the indicators that used by customers to rely trust on Bank of NTT, Branch office of Bajawa is by scrutinizing its financial. This research is an archival research, which is the research on written facts (documents) or archival datas. The type of data used in this research is secondary data. Data analyzing technique used is quantitative descriptive analysis by applying bank financial ratio analysis, which are liquidity ratio, solvability ratio, bussines risk rentability and business efficiency. The result of  the research show that loan to deposit ratio average value gained between the period of year 2008 – 2010 was 122,77 % or a bove 100 %. This showed that financial health condition of Bank of NTT, Brach Bajawa was liquid. Capital adequacy ratio average value gained  between the period of year 2008 – 2010 was 10,86 % or above 8 %. This showed that Bank of NTT, Branch office of Bajawa had the sufficient  capital to financial its business. The result of return on asset calculation between the period of year 2008 – 2010 showed the increase  from 7,02 % in 2008 to 8,93 % in 2009 and increasedto 13,15 % in 2010 this depicted that Bank of  NTT, Branch office of Bajawa has the ability to managed its assets professionally. The result of  deposit risk ratio calculation between the period of year 2008 – 2010 showed the continual increasing from 8,30 % in 2008 to 12,82 % in 2009 and increased to be 19,03 %. Those increases need to be anticipated by managing its capital professionally. The utilization asset ratio from 2008 – 2010 was efficient, show by the continual to increasing of The utilization asset ratio value from 18,85 % in 2008 to 19,45 %  in 2009 and continued to increase 31,11 % in 2010. Those increases of value depicted that if Bank of NTT, Brach of Bajawa increasingly used its assets, the business income will highly increases.
Key words  
Bank financial performance, liquidity, solvability, rentability, risk, efficiency.


PENDAHULUAN
Setiap perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri dalam pengelolaannya.  Karakteristik itulah yang menjadi kekhasan  sebuah perusahaan yang berbeda dengan perusahaan yang lain. Lembaga keuangan bank merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediasy), yaitu mengalihkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit), di samping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya  (Martono, 2002: 19)
Mengingat bisnis bank adalah bisnis bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan dengan mengandalkan faktor kepercayaan dari masyarakat, maka dalam menjalankan bisnisnya, manajemen bank akan dihadapkan pada berbagai usaha untuk menjaga kepercayaan tersebut, agar tetap memperoleh simpati dari para calon nasabahnya. Selain faktor kepercayaan bank sebagai lembaga intermediasi keuangan, lembaga keuangan bank juga harus menjamin: (1) likuiditas, artinya mempunyai kemampuan dalam memenuhi kewajiban finasialnya yang segera harus dilunasi, menyediakan dana kas bila ada di antara deposan yang akan menarik tabungannya, menyediakan sejumlah dana untuk melayani permohonan kredit yang telah disetuji;  (2) rentabilitas, artinya kemampuan manajemen bank untuk menghasilkan laba yang merupakan indikator atau tolok ukur keberhasilan bank. Semakin tinggi tingkat likuiditas dan rentabilitas sebuah bank akan semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat.
Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank Pembangunan Daerah NTT) Cabang Bajawa  (selanjutnya disebut Bank NTT Cabang Bajawa) merupakan salah satu bank umum milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga akan berhadapan dengan masalah kepercayaan dari masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Ngada. Untuk itu,  dalam menjalankan bisnisnya,  manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dituntut untuk mengelola usahanya secara profesional sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kinerja yang dicapainya, yang pada akhirnya akan tetap mendapat kepercayan di hati masyarakat Bajawa.
Salah satu indikator yang digunakan oleh masyarakat untuk menaruh kepercayaan pada Bank NTT Cabang Bajawa adalah dengan melihat kinerja keuangan atau kondisi kesehatannya, apakah bank tersebut sehat atau tidak sehat sebelum mengambil keputusan untuk menginvestasikan dananya. Untuk itu perlu dilakukan penilaian terhadap kesehatan keuangannya (kinerja keuangannya) dengan menganalisis laporan keuangan. Berdasarkan data Laporan Tahunan Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2006-2010 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1
Perkembangan Keuangan Bank NTT Cabang Bajawa
Tahun 2008 - 2010
Keterangan
Tahun 2008
(Dalam Rupiah)
Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
Tahun 2010
(Dalam Rupiah)
Aktiva lancar
Aktiva tetap
Aktiva lain lain
Total aktiva
Hutang lancar
Hutang jangka panjang
Hutang lain lain
Laba tahun lalu
Laba tahun berjalan
Total pasiva
Pendapatan operasional
Beban  operasional
Laba operasional
Pendapatan non operasional
Beban non operasional
Laba non operasional
53.433.37.758
312.589.319
421.005.147
54.166.952.224
45.897.063.203
4.397.201.004
71.402.596
-
3.801.285.421
54.166.952.224
8.971.657.358
6.149.326.492
2.822.330.866
1.241.130.893
262.176.338
978.954.555
68.641.100.517
325.258.130
16.113.274
68.982.471.921
48.680.969.280
14.028.793.944
111.609.720
-
6.161.098.977
68.982.471.921
10.106.640.707
5.742.398.669
4.364.242.038
2.307.240.259
570.389.429
1.736.850.830
75.918.688.751
378.088.085
556.892.905
76.853.669.747
53.201.027.630
12.058.978.986
1.490.050.901
793.571
10.102.818.659
76.853.669.747
22.707.970.689
13.32.937.396
9.383.033.290
1.202.721.094
481.904.728
720.816.366
Sumber : Laporan Tahunan Bank NTT Cabang Bajawa Tahun  2008 - 2010

Berdasarkan data Laporan Keuangan tersebut, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan guna mengetahui kinerja keuangannya. Menurut Martono (2002: 81) analisis laporan keuangan bank dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: analisis rasio keuangan, analisis Camel (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity), analisis trend (Comon Size Dan Indeks) dan analisis tingkat kebangkrutan (Z-Altman Score). Dari berbagai jenis analisis keuangan bank tersebut, analisis rasio keuangan merupakan salah satu jenis analisis keuangan yang paling banyak digunakan oleh manajemen bank untuk menilai kinerja keuangannya, karena analisis rasio keuangan sangat erat hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap bank, seperti calon nasabah, investor, pemerintah, karyawan, dan manajemen bank. Analisis rasio keuangan bank yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan yang dicapai oleh manajer bank adalah analisis rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas, analisis rasio rentabilitas, rasio risiko usaha bank, dan analisis rasio efisiensi bank.
Analisis rasio likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktu, seperti membayar hutang-  hutang tepat pada waktunya (penarikan tabungan nasabah, penarikan deposito maupun giro) serta dapat memenuhi permintaan kredit dari nasabah apabila telah mendapat persetujuan dari pimpinan bank.
Analisis rasio solvabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak terhindarkan, sumber dana yang digunakan, kekayaan yang dimiliki serta modal yang mencukupi yang memungkinkan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa bekerja secara efisien dan efektif.
Analsis rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam mengelola dana pihak ketiga maupun dana pihak kedua dalam menghasilkan keuntungan (laba) dan juga digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasi usaha.
Analisis rasio risiko usaha bertujuan untuk mengetahui kemungkinan kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh Bank NTT Cabang Bajwa dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Sedangkan analisis rasio efisiensi usaha bank bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam menggunakan sumber daya yang ada serta mengukur tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen dalam menjalankan aktivitas usahanya.

LAPORAN KEUANGAN BANK
Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Secara umum ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan tersebut, hanya dua macam yang umum digunakan untuk analisis,  yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan arus kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan laporan laba rugi (Martono, 2002 : 62)
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang melibatkan neraca dan laporan laba rugi. Neraca  suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu. Laporan laba rugi suatu bank menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu. Apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah biaya akan menghasilkan laba, sedangkan apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan mengalami kerugian.
Tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban, dan modal bank pada waktu tertentu.
2.      Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
3.      Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.
4.      Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.
Laporan keuangan, di samping menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen, akan menjadi dasar apakah manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan dalam bidang manajemen keuangan khususnya dan hal ini akan tergambar dari laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Bank adalah:
1. Bagi Masyarakat.
Bagi masyarakat luas laporan keuangan merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank bersangkutan. Selain itu, dengan diumumkannya laporan keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan mudah, sehingga bagi calon debitur akan dapat memilih bank mana yang akan mampu membiayai proyeknya.
2. Bagi Pemilik/Pemegang Saham.
Pemegang saham memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan dalam menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut. Jika dianggap tidak memuaskan maka kemungkinan manajemen yang ada sekarang segera akan diganti dan sebaliknya.
3. Bagi Pemerintah.
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan pengembangan sektor-sektor industri tersebut.
4. Bagi Perpajakan.
Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan mempelajari laporan keuangan yang telah diumumkan.
5.   Bagi Karyawan.
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga mereka juga perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila bank memperoleh keuntungan dan sebaliknya.
6.   Bagi Manajemen Bank.
Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilkinya.

RASIO KEUANGAN BANK
1. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang - hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas dapat diukur dengan menggunakan :
a.   Quick Ratio.
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank untuk membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih likuid yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus
                                 Kas  + efek + piutang     
         Quick ratio = ------------------------------ x 100 %
                                       Hutang lancar
b.   Banking Ratio/Loan to Deposite Ratio (LDR).
Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:
                            Loan      
        L D R  = ------------------- x 100 %
                         Total Deposit 
c.    Loan to Asset Ratio.
Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang tersedia. Semakin tinggi rasionya semakin rendah tingkat likuiditasnya.rasio ini dihitung dengan rumus:
                         Total Loan Kas       
          L A R  = ---------------------- x 100 %
                           Total Asset          
Dari ketiga rasio likuiditas bank tersebut, yang umumnya digunakan oleh Bank Indonesia untuk menilai likuiditas bank bank umum adalah banking ratio atau loan to deposit ratio
2. Rasio  Solvabilitas.
Analisa solvabilitas digunakan untuk: (1) mengukur kemampuan bank tersebut dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan; (2) sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu; (3) alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya; (4) dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur dengan menggunakan capital adequacy ratio(CAR) dengan rumus:
                           Equity Capital      
    C A R =  -------------------------------    x 100 %
                      Total loans + securities             


3. Rasio Rentabilitas.
Rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode  tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Rasio ini diukur dengan:
    a. Return On Assets (ROA).
         Rasio ini mengukur kemampuan bank di dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah:
                          Laba tahun berjalan      
         R O A = ------------------------------ x 100 %
                               Total asset
    Biaya Operasi/Pendapatan Operasi.
    Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya           intermediasi terdapat pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin           kecil angka rasio BO/PO, semakin baik kondisi bank tersebut. Rumus yang digunakan adalah:
                          Kas  + efek + piutang     
          BO / PO  = ------------------------------    x 100 %
                              Hutang lancar
      b. Gross Profit Margin.
     Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari    operasi usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya.
                         Pend operasi – biaya operasi           
         G P M  = -------------------------------------  x 100 %
                                   Biaya operasi
     c. Net Profit Margin.
    Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih    sebelum pajak (net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus :
                                    EBIT         
         N P M  = ------------------------------ x 100 %
                          Pendapatan operasi  
Dari keempat rasio rentabilitas bank tersebut, yang umumnya digunakan oleh        Bank Indonesia untuk menilai rentablitas bank bank umum adalah return on asset ratio (ROA) 
4.   Rasio Resiko Usaha.
Rasio ini digunakan untuk mengukur resiko-resiko yang dihadapi bank. Resiko resiko ini dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio sebagai berikut :
     a. Deposit Risk Ratio.
         Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukkan kemungkinan kegagalan    bank dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus :
                         Equity Capital      
          D R R = -------------------    x 100 %
                          Total deposit 
    b.  Interest Rate Risk Ratio.
                  Rasio ini memperlihatkan risiko yang mengukur kemungkinan bunga yang      diterima oleh bank lebih kecil dari bunga yang dibayarkan oleh bank. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus:
                                                 Hasil bunga       
         Internal rate risk ratio = ------------------- x 100 %
                                                  Biaya bunga
Dari kedua rasio resiko usaha bank tersebut, yang umumnya digunakan oleh    Bank Indonesia untuk menilai risiko yang dihadapi bank bank umum adalah deposit risk ratio
 5. Rasio Efisiensi Usaha.
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan di sini juga  dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio yang digunakan antara lain:
a.  Leverage Multiplier Ratio.
Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank di dalam mengelola aktivas yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tetap. Rumus yang digunakan yaitu:
                     Total asset       
L M R  = --------------------------  x 100 %
                   Total equity capital                    
b.   Asset Utilazition Ratio.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank untuk memperoleh pendapatan. Rumus yang digunakan yaitu:
               Operating income + non operating income       
A U R = ------------------------------------------------------ x 100 %
                       Total asset  
c.   Operating Ratio.
Rasio ini untuk mengukur rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan. Rumus yang digunakan yaitu:
                   Biaya operasi + biaya non operasi       
O R  = ------------------------------------------------------ x 100 %
                              Pendapatan operasi   
  Dari ketiga rasio efisiensi usaha bank tersebut, yang umumnya digunakan oleh   Bank Indonesia untuk menilai efisiensi usaha bank bank umum adalah asset utilization ratio           

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian arsip (archival research), yaitu  penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap dokumen Bank NTT Cabang Bajawa berupa Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 guna mengungkapkan fakta yang telah dicapai oleh manajemen Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2008-2010 melalui kinerja keuangan.  
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu  sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) seperti bukti, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data yang diperoleh penelitian ini adalah melalui dokumen-dokumen resmi yang dimiliki Bank NTT Cabang Bajawa berupa Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan dokumen-dokumen resmi yang dimiliki Bank NTT Cabang Bajawa berupa data Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) tahun 2008-2010. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio keuangan bank. Analisis rasio keuangan bank yang digunakan, antara lain (1) analisis likuiditas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis loan to deposit ratio; (2) analisis solvabilitas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis capital  adequacy ratio; (3) analisis rentabilitas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis return on asset; (4)  analisis risiko usaha bank yang dianalisis dengan menggunakan deposit risk ratio;  dan (5) analisis efisiensi usaha bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis asset utilization ratio.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.   Analisis Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010.
Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan  loan  to deposit ratio dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1
Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 - 2010
Tahun
Kredit  yang diberikan
(Dalam Rp)
Total deposit
(Dalam Rp)
Loan to deposit ratio
(Dalam persentase)
2008
2009
2010
49.037.627.869
67.109.375.577
64.594.536.441
45.813.055.131
48.059.325.919
53.101.027.630
107,04
139,64
121,64

Hasil perhitungan loan to deposit ratio Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa secara umum nilai rata rata  LDR yang diperoleh selama tahun 2008-2010 sebesar 122,77 % atau berada diatas 100 %. Hal  ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan keuangan Bank NTT Cabang Bajawa dalam keadaan likuid sesuai ketentuan kriteria Bank Indonesia yang menyatakan bahwa suatu bank dikatakan likuid apabila bank tersebut mempunyai nilai LDR di atas 100 %. Artinya, manajemen Bank NTT Cabang Bajawa mempunyai kemampuan dalam memenuhi kewajibannya, membayar kembali semua depositonya serta memenuhi permintaan kredit yang diajukan dengan terlebih dahulu melakukan analisis secara professional.
2.   Analisis Solvabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Solvabilitas  Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan  capital adequacy ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table berikut: 


Tabel 2
Solvabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
Equity capital
(Dalam Rp)
Total loan +securities
(dalam rupiah)
Capital adequacy ratio
(dalam persentase)
2008
2009
2010
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
49.037.627.869
67.109.375.577
64.594.536.441
7,75
9,18
15,64

Hasil perhitungan capital adequacy ratio (CAR) Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa secara umum nilai rata rata CAR yang diperoleh selama tahun 2008-2010 sebesar 10,86 % atau rata-rata berada di atas 8 % sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, walaupun pada tahun 2008 nilai CAR-nya hanya 7,75 %, namun pada tahun 2009 meningkat menjadi 9,18 % dan tahun 2010 meningkat lagi menjadi 15,64 %  Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa memiliki kemampuan modal yang cukup baik untuk membiayai kegiatan usahanya dan memungkinkan bagi manajemen untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi. 
3.   Analisis Rentabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010.
Rentabilitas  Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan  return on asset capital adequacy ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut: 

Tabel  3
Rentabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
Laba tahun berjalan
(Dalam Rp)
Total asset
(dalam rupiah)
Return on asset
(dalam persentase)
2008
2009
2010
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
54.166.952.224
68.982.471.921
76.853.669.747
7,02
8,93
13,15

Hasil perhitungan  ROA Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa ROA yang diperoleh selama tahun 2008-2010 berturut turut mengalami peningkatan, yaitu dari 7,02 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,93 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 13,15 % pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa mempunyai kemampuan dalam mengelola aset atau aktiva yang dimilikinya secara profesional sehingga dapat menghasilkan laba tahun berjalan yang mengalami peningkatan secara terus menerus.
4.   Analisis Resiko Usaha Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Risiko usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan  deposit risk ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut: 
Tabel  4
Risiko usaha  Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
Equity capital
(Dalam Rp)
Total deposit
(dalam rupiah)
Deposit risk ratio
(dalam persentase)
2008
2009
2010
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
45.813.055.131
48.059.325.919
53.101.027.630
8,30
12,82
19,03

Hasil perhitungan DRR Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan secara terus-menerus, yaitu 8,30 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 12,82 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 19,03 %. Peningkatan resiko usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa semakin besar bank mengelola dana nasabah (dana pihak ketiga) akan semakin besar pula resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pengelolaan modal yang dimiliki secara profesional sehingga manajemen Bank NTT Cabang Bajawa tidak mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabahnya.
5.   Analisis Efisiensi Usaha Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Efisiensi usaha Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan  asset  utilization ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel  5
Efisiensi usaha  Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
Operating income + non operating income
(Dalam Rp)
Total asset
(dalam rupiah)
Asset utilazation ratio
(dalam persentase)
2008
2009
2010
10.212.788.251
13.413.880.966
23.910.661.783
54.166.952.224
68.982.471.921
76.853.669.747
18,85
19,45
31,11

Hasil perhitungan asset utilization ratio menunjukkan bahwa manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam menggunakan aset yang dimilikinya selama tahun 2008-2010 sudah efisien. Hal ini dapat dilihat dari  nilai AUR diperoleh selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan secara terus menerus, yaitu 18,85 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 19,45 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 31,11 % pada tahun 2010. Peningkatan nilai AUR menunjukkan bahwa semakin besar Bank NTT Cabang Bajawa memanfaatkan aset yang dimiliki maka pendapat yang diperoleh, baik pendapatan operasional maupun pendapatan non- operasional akan meningkat pula.

KESIMPULAN  
Berdasarkan hasil pembahasan tentang kinerja keuangan Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010 yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: nilai rata rata  LDR yang diperoleh selama tahun 2008- 2010 sebesar 122,77 % atau berada di atas 100 %. Hal  ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan keuangan Bank NTT Cabang Bajawa dalam keadaan likuid. Nilai rata-rata CAR yang diperoleh selama tahun 2008-2010 sebesar 10,86 % atau berada di atas 8 % sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa memiliki kemampuan modal yang cukup baik untuk membiayai kegiatan usahanya dan memungkinkan bagi manajemen untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi. Hasil perhitungan  ROA selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan, yaitu dari 7,02 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,93 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 13,15 % pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa mempunyai kemampuan dalam mengelola aset atau aktiva yang dimilikinya secara profesional sehingga dapat menghasilkan laba tahun berjalan yang mengalami peningkatan secara terus-menerus.
Hasil perhitungan DRR selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan secara terus-menerus, yaitu 8,30 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 12,82 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 19,03 %. Peningkatan resiko usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa semakin besar bank mengelola dana nasabah (dana pihak ketiga) akan semakin besar pula resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pengelolaan modal yang dimiliki secara profesional sehingga manajemen Bank NTT Cabang Bajawa tidak mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajiban kepada para nasabahnya. Hasil perhitungan asset utilization ratio selama tahun 2008-2010 sudah efisien. Hal ini dilihat dari  nilai AUR diperoleh selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan secara terus-menerus, yaitu 18,85 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 19,45 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 31,11 % pada tahun 2010. Peningkatan nilai AUR menunjukkan bahwa semakin besar Bank NTT Cabang Bajawa memanfaatkan aset yang dimiliki maka pendapat yang diperoleh baik pendapatan operasional maupun pendapatan non-operasional akan meningkat pula.

DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif.  Kencana, Jakarta.
Bank NTT.  Laporan Tahunan Bank NTT Tahun Buku 2008, 2009, 2010.
         Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE       UGM, Yogyakarta.
         Kasmir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada,   Jakarta.
         Martono.  2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Ekonesia, Yogyakarta.
Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan.  PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyono, Teguh Pudjo. 2003. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan.Djambatan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
         Siamat, Dahlan. 2003. Manajemen Lembaga Keuangan. BPFE  UI, Jakarta.
         Sinungan, Muchdarsyah.  2003. Manajemen Dana Bank.  Buni Aksara, Jakarta.
         Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
         Umar, Husein.  2002.  Riset Akuntansi.  Gramedia Pustaka, Jakarta. *

posted by Jurnal Online Uniflor @ 11.48,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home