Majalah Ilmiah INDIKATOR, Volume XIII, Nomor 2, September 2011
Kamis, 26 April 2012
KINERJA
KEUANGAN
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NTT
CABANG BAJAWA TAHUN 2006 – 2010
Oleh Gabriel Tanusi
Program
Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,Universitas Flores,
Jln.
Sam Ratulangi, Ende, Flores, Telp 085239330940
Abstract
Banking business is a dynamic business within financial services
by relying on customers trust. Beside trust factor of bank as financial
intermediate institution, it must quarantee liquidity and rentability since the
higher of the liquidity and rentability the more level of customer trust it
will have. One of the indicators that used by customers to rely trust on Bank
of NTT, Branch office of Bajawa is by scrutinizing its financial. This research is an archival
research, which is the research on written facts (documents) or archival datas.
The type of data used in this research is secondary data. Data analyzing
technique used is quantitative descriptive analysis by applying bank financial
ratio analysis, which are liquidity ratio, solvability ratio, bussines risk
rentability and business efficiency. The result of
the research show that loan to deposit ratio average value gained
between the period of year 2008 – 2010 was 122,77 % or a bove 100 %. This
showed that financial health condition of Bank of NTT, Brach Bajawa was liquid.
Capital adequacy ratio average value gained
between the period of year 2008 – 2010 was 10,86 % or above 8 %. This
showed that Bank of NTT, Branch office of Bajawa had the sufficient capital to financial its business. The result
of return on asset calculation between the period of year 2008 – 2010 showed
the increase from 7,02 % in 2008 to 8,93
% in 2009 and increasedto 13,15 % in 2010 this depicted that Bank of NTT, Branch office of Bajawa has the ability
to managed its assets professionally. The result of deposit risk ratio calculation between the
period of year 2008 – 2010 showed the continual increasing from 8,30 % in 2008
to 12,82 % in 2009 and increased to be 19,03 %. Those increases need to be
anticipated by managing its capital professionally. The utilization asset ratio
from 2008 – 2010 was efficient, show by the continual to increasing of The
utilization asset ratio value from 18,85 % in 2008 to 19,45 % in 2009 and continued to increase 31,11 % in
2010. Those increases of value depicted that if Bank of NTT, Brach of Bajawa
increasingly used its assets, the business income will highly increases.
Key
words
Bank financial performance,
liquidity, solvability, rentability, risk, efficiency.
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan mempunyai karakteristik tersendiri
dalam pengelolaannya. Karakteristik itulah yang menjadi kekhasan sebuah
perusahaan yang berbeda dengan perusahaan yang lain. Lembaga keuangan bank merupakan
salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan yang berperan sebagai lembaga
intermediasi keuangan (financial
intermediasy),
yaitu mengalihkan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit), di samping
menyediakan jasa-jasa
keuangan lainnya (Martono, 2002: 19)
Mengingat
bisnis bank adalah bisnis bergerak dalam bidang usaha jasa keuangan dengan
mengandalkan faktor kepercayaan dari masyarakat, maka dalam menjalankan
bisnisnya, manajemen bank akan dihadapkan pada berbagai usaha untuk menjaga
kepercayaan tersebut, agar tetap memperoleh simpati dari para calon nasabahnya.
Selain faktor kepercayaan bank sebagai lembaga intermediasi keuangan,
lembaga keuangan bank
juga harus menjamin: (1) likuiditas, artinya mempunyai kemampuan
dalam memenuhi kewajiban finasialnya yang segera harus dilunasi, menyediakan
dana kas bila ada di antara
deposan yang akan menarik tabungannya, menyediakan sejumlah dana untuk melayani
permohonan kredit yang telah disetuji; (2) rentabilitas,
artinya kemampuan manajemen bank untuk menghasilkan laba yang merupakan indikator
atau tolok
ukur keberhasilan bank. Semakin tinggi tingkat likuiditas dan rentabilitas
sebuah bank akan
semakin tinggi pula kepercayaan masyarakat.
Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank Pembangunan Daerah NTT) Cabang Bajawa (selanjutnya disebut Bank NTT Cabang Bajawa)
merupakan salah satu bank umum milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya juga akan berhadapan dengan masalah
kepercayaan dari masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Ngada. Untuk itu, dalam menjalankan bisnisnya, manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dituntut
untuk mengelola usahanya secara profesional sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja yang dicapainya, yang pada akhirnya akan tetap mendapat
kepercayan di hati masyarakat Bajawa.
Salah
satu indikator yang digunakan oleh masyarakat untuk menaruh kepercayaan pada
Bank NTT Cabang Bajawa adalah dengan melihat kinerja keuangan atau kondisi
kesehatannya,
apakah bank tersebut sehat atau tidak sehat sebelum mengambil keputusan untuk
menginvestasikan dananya. Untuk itu perlu dilakukan penilaian terhadap
kesehatan keuangannya (kinerja keuangannya) dengan menganalisis laporan
keuangan. Berdasarkan data Laporan
Tahunan Bank NTT
Cabang Bajawa selama tahun 2006-2010 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1
Perkembangan
Keuangan Bank NTT Cabang Bajawa
Tahun 2008 -
2010
Keterangan
|
Tahun 2008
(Dalam Rupiah)
|
Tahun 2009
(Dalam Rupiah)
|
Tahun 2010
(Dalam Rupiah)
|
Aktiva
lancar
Aktiva
tetap
Aktiva
lain lain
Total
aktiva
Hutang
lancar
Hutang
jangka panjang
Hutang
lain lain
Laba
tahun lalu
Laba
tahun berjalan
Total
pasiva
Pendapatan
operasional
Beban operasional
Laba
operasional
Pendapatan
non operasional
Beban
non operasional
Laba
non operasional
|
53.433.37.758
312.589.319
421.005.147
54.166.952.224
45.897.063.203
4.397.201.004
71.402.596
-
3.801.285.421
54.166.952.224
8.971.657.358
6.149.326.492
2.822.330.866
1.241.130.893
262.176.338
978.954.555
|
68.641.100.517
325.258.130
16.113.274
68.982.471.921
48.680.969.280
14.028.793.944
111.609.720
-
6.161.098.977
68.982.471.921
10.106.640.707
5.742.398.669
4.364.242.038
2.307.240.259
570.389.429
1.736.850.830
|
75.918.688.751
378.088.085
556.892.905
76.853.669.747
53.201.027.630
12.058.978.986
1.490.050.901
793.571
10.102.818.659
76.853.669.747
22.707.970.689
13.32.937.396
9.383.033.290
1.202.721.094
481.904.728
720.816.366
|
Sumber : Laporan Tahunan
Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 - 2010
Berdasarkan
data Laporan
Keuangan
tersebut, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan guna mengetahui
kinerja keuangannya. Menurut Martono (2002: 81) analisis laporan keuangan bank
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: analisis rasio keuangan,
analisis Camel (Capital, Assets,
Management, Earning,
Liquidity),
analisis trend (Comon Size Dan Indeks)
dan analisis tingkat kebangkrutan (Z-Altman
Score). Dari berbagai jenis analisis keuangan bank tersebut, analisis rasio keuangan
merupakan salah satu jenis analisis keuangan yang paling banyak digunakan oleh
manajemen bank untuk menilai kinerja keuangannya, karena analisis rasio keuangan sangat
erat hubungan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap bank,
seperti calon nasabah, investor, pemerintah, karyawan, dan manajemen bank. Analisis
rasio keuangan bank yang sering digunakan untuk menilai kinerja keuangan yang
dicapai oleh manajer bank adalah analisis rasio likuiditas, analisis rasio
solvabilitas, analisis rasio rentabilitas, rasio risiko usaha bank, dan analisis rasio efisiensi
bank.
Analisis
rasio likuiditas Bank NTT Cabang
Bajawa bertujuan untuk mengetahui kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktu, seperti membayar hutang-
hutang tepat pada waktunya (penarikan tabungan nasabah, penarikan deposito
maupun giro) serta dapat memenuhi permintaan kredit dari nasabah apabila telah
mendapat persetujuan dari pimpinan bank.
Analisis
rasio solvabilitas bertujuan untuk
mengukur kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak terhindarkan,
sumber dana yang digunakan, kekayaan yang dimiliki serta modal yang mencukupi
yang memungkinkan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa bekerja secara efisien dan
efektif.
Analsis
rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui
kemampuan manajemen Bank NTT Cabang Bajawa dalam mengelola dana pihak ketiga
maupun dana pihak kedua dalam menghasilkan keuntungan (laba) dan juga digunakan
untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasi usaha.
Analisis
rasio risiko usaha bertujuan untuk
mengetahui kemungkinan kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh Bank NTT
Cabang Bajwa dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Sedangkan analisis rasio
efisiensi usaha bank bertujuan untuk mengetahui efektif tidaknya manajemen Bank
NTT Cabang Bajawa dalam menggunakan sumber daya yang ada serta mengukur tingkat
efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen dalam menjalankan aktivitas
usahanya.
LAPORAN KEUANGAN BANK
Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Secara umum
ada empat bentuk laporan keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu laporan neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal,
dan laporan aliran kas. Dari keempat laporan tersebut, hanya dua macam yang umum
digunakan untuk analisis, yaitu laporan
neraca dan laporan laba rugi. Hal ini disebabkan laporan perubahan modal dan
laporan arus kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan
laporan laba rugi (Martono, 2002 : 62)
Analisis laporan
keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keuangan suatu bank yang
melibatkan neraca dan laporan laba rugi. Neraca
suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari bank tersebut
pada saat tertentu. Laporan laba rugi suatu bank menggambarkan jumlah
penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode tertentu.
Apabila jumlah pendapatan melebihi jumlah biaya akan menghasilkan laba,
sedangkan apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka
perusahaan mengalami kerugian.
Tujuan penyusunan
laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Memberikan
informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban, dan modal bank pada waktu
tertentu.
2.
Memberikan
informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh
dari biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
3.
Memberikan
informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan
modal suatu bank.
4.
Memberikan
informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode.
Laporan
keuangan,
di samping
menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga untuk menilai kinerja manajemen, akan menjadi dasar apakah
manajemen berhasil atau tidak dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan
dalam bidang manajemen keuangan khususnya dan hal ini akan tergambar dari
laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap Laporan Keuangan Bank adalah:
1. Bagi
Masyarakat.
Bagi
masyarakat luas laporan keuangan merupakan suatu jaminan terhadap uang yang
disimpan di bank. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui
kondisi bank bersangkutan. Selain itu, dengan diumumkannya laporan keuangan secara luas,
maka bonafiditas
dari bank yang bersangkutan akan diketahui dengan mudah, sehingga bagi calon
debitur akan dapat memilih bank mana yang akan mampu membiayai proyeknya.
2. Bagi
Pemilik/Pemegang
Saham.
Pemegang
saham memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan
dalam menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut. Jika dianggap
tidak memuaskan maka kemungkinan manajemen yang ada sekarang segera akan
diganti dan sebaliknya.
3. Bagi
Pemerintah.
Bagi
pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui
kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan
pengembangan sektor-sektor
industri tersebut.
4. Bagi
Perpajakan.
Pihak
pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya
pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan mempelajari laporan
keuangan yang telah diumumkan.
5.
Bagi
Karyawan.
Karyawan
berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga mereka juga
perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraan apabila bank memperoleh keuntungan
dan sebaliknya.
6.
Bagi
Manajemen Bank.
Untuk
menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah
ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola
sumber daya yang dimilkinya.
RASIO KEUANGAN BANK
1.
Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid
apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang - hutangnya, dapat
membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas dapat diukur dengan
menggunakan :
a. Quick Ratio.
Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank untuk membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang
menyimpan dananya dengan aktiva lancar yang lebih likuid yang dimilikinya.
Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus
Kas +
efek + piutang
Quick ratio =
------------------------------ x 100 %
Hutang
lancar
b. Banking Ratio/Loan to Deposite Ratio (LDR).
Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
menanamkan dananya dengan kredit-kredit
yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin
tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio
ini dihitung dengan menggunakan rumus:
Loan
L D R
= ------------------- x 100 %
Total Deposit
c.
Loan
to Asset Ratio.
Rasio ini untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan para debitur dengan asset bank yang
tersedia. Semakin tinggi rasionya semakin rendah tingkat likuiditasnya.rasio
ini dihitung dengan rumus:
Total
Loan Kas
L A R =
---------------------- x 100 %
Total
Asset
Dari ketiga rasio likuiditas bank
tersebut, yang umumnya digunakan oleh Bank Indonesia untuk menilai likuiditas
bank bank umum adalah banking ratio
atau loan to deposit ratio
2.
Rasio Solvabilitas.
Analisa
solvabilitas digunakan untuk: (1) mengukur
kemampuan bank tersebut dalam
menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan; (2) sumber dana yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan usahanya sampai batas tertentu; (3) alat pengukuran besar
kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya; (4) dengan modal yang mencukupi,
memungkinkan manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi
yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para pemilik modal pada bank
tersebut. Pada rasio permodalan, dapat diukur dengan menggunakan capital adequacy ratio(CAR) dengan rumus:
Equity Capital
C A R = -------------------------------
x 100 %
Total loans + securities
3. Rasio Rentabilitas.
Rasio rentabilitas
selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu, juga bertujuan untuk
mengukur tingkat efektivitas
manajemen dalam menjalankan operasional
perusahaannya. Rasio ini diukur dengan:
a. Return On Assets (ROA).
Rasio ini mengukur kemampuan bank di
dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Rumus yang digunakan
adalah:
Laba tahun berjalan
R
O A = ------------------------------ x 100 %
Total
asset
Biaya
Operasi/Pendapatan Operasi.
Rasio ini digunakan untuk
mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi
terdapat pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil
angka rasio BO/PO, semakin baik kondisi bank tersebut. Rumus yang digunakan
adalah:
Kas + efek + piutang
BO
/ PO = ------------------------------ x 100 %
Hutang
lancar
b. Gross Profit Margin.
Rasio ini untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari operasi
usahanya yang murni. Semakin tinggi rasionya, semakin baik hasilnya.
Pend
operasi – biaya operasi
G
P M =
------------------------------------- x 100 %
Biaya
operasi
c. Net Profit Margin.
Rasio ini untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum
pajak (net income) ditinjau dari
sudut pendapatan operasinya. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus :
EBIT
N
P M = ------------------------------ x
100 %
Pendapatan
operasi
Dari keempat rasio rentabilitas bank
tersebut, yang umumnya digunakan oleh Bank
Indonesia untuk menilai rentablitas bank bank umum adalah return on asset ratio
(ROA)
4. Rasio
Resiko
Usaha.
Rasio ini digunakan untuk
mengukur resiko-resiko yang dihadapi bank. Resiko resiko ini dapat diukur secara
kuantitatif dengan menggunakan rasio sebagai berikut :
a. Deposit Risk Ratio.
Rasio ini memperlihatkan resiko yang menunjukkan kemungkinan
kegagalan bank dalam memenuhi kewajiban
kepada para nasabah yang menyimpan dananya diukur dengan jumlah permodalan yang dimiliki
oleh bank yang bersangkutan. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rumus :
Equity Capital
D R R = ------------------- x
100 %
Total deposit
b. Interest
Rate Risk Ratio.
Rasio ini memperlihatkan risiko
yang mengukur kemungkinan bunga yang diterima
oleh bank lebih kecil dari bunga yang dibayarkan oleh bank. Rasio ini dihitung
dengan menggunakan rumus:
Hasil bunga
Internal
rate risk ratio = ------------------- x 100 %
Biaya
bunga
Dari kedua rasio resiko usaha bank tersebut, yang
umumnya digunakan oleh Bank Indonesia untuk menilai
risiko yang dihadapi bank bank umum adalah deposit
risk ratio
5. Rasio Efisiensi Usaha.
Untuk mengukur kinerja manajemen
suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna
dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan di sini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat
efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio yang
digunakan antara lain:
a. Leverage Multiplier Ratio.
Rasio ini untuk mengukur
kemampuan manajemen suatu bank di dalam mengelola aktivas yang dikuasainya, mengingat atas
penggunaan aktiva tetap tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya yang
tetap. Rumus yang digunakan yaitu:
Total asset
L M R = -------------------------- x 100 %
Total
equity capital
b. Asset
Utilazition Ratio.
Rasio ini untuk mengukur
rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan bank
untuk memperoleh pendapatan. Rumus yang digunakan yaitu:
Operating income + non operating
income
A U R =
------------------------------------------------------ x 100 %
Total asset
c. Operating Ratio.
Rasio ini untuk mengukur
rata-rata biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan. Rumus yang digunakan yaitu:
Biaya operasi + biaya non operasi
O R =
------------------------------------------------------ x 100 %
Pendapatan
operasi
Dari ketiga rasio efisiensi usaha
bank tersebut, yang umumnya digunakan oleh Bank
Indonesia untuk menilai efisiensi usaha bank bank umum adalah asset utilization ratio
METODE
Penelitian
ini merupakan penelitian arsip (archival
research), yaitu penelitian terhadap fakta yang tertulis
(dokumen) atau berupa arsip data. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
terhadap dokumen Bank NTT Cabang Bajawa berupa Laporan Keuangan Neraca dan Laba
Rugi tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 guna mengungkapkan fakta yang telah
dicapai oleh manajemen Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2008-2010 melalui kinerja keuangan.
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Sedangkan
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
seperti bukti, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data yang diperoleh penelitian ini
adalah melalui dokumen-dokumen
resmi yang dimiliki Bank NTT Cabang Bajawa berupa Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi selama tahun
2008 sampai dengan tahun 2010.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data dokumenter, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui pengumpulan dokumen-dokumen
resmi yang dimiliki Bank NTT Cabang Bajawa berupa data Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi) tahun 2008-2010. Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan analisis rasio keuangan bank. Analisis rasio keuangan bank
yang digunakan,
antara lain (1) analisis
likuiditas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis loan to deposit ratio;
(2) analisis
solvabilitas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis capital
adequacy ratio;
(3) analisis
rentabilitas bank yang dianalisis dengan menggunakan analisis return on asset; (4) analisis risiko usaha bank yang dianalisis
dengan menggunakan deposit risk ratio; dan
(5) analisis efisiensi usaha bank yang dianalisis dengan
menggunakan analisis asset utilization
ratio.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis
Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010.
Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa
dapat dianalisis dengan menggunakan loan
to deposit ratio dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Likuiditas Bank NTT Cabang Bajawa
Tahun 2008 - 2010
Tahun
|
Kredit yang diberikan
(Dalam Rp)
|
Total
deposit
(Dalam
Rp)
|
Loan
to deposit ratio
(Dalam
persentase)
|
2008
2009
2010
|
49.037.627.869
67.109.375.577
64.594.536.441
|
45.813.055.131
48.059.325.919
53.101.027.630
|
107,04
139,64
121,64
|
Hasil
perhitungan loan to deposit ratio
Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa secara umum nilai rata rata LDR yang diperoleh selama tahun 2008-2010 sebesar 122,77 % atau berada diatas 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
keuangan Bank NTT Cabang Bajawa dalam keadaan likuid sesuai ketentuan kriteria
Bank Indonesia yang menyatakan bahwa suatu bank dikatakan likuid apabila bank
tersebut mempunyai nilai LDR di atas
100 %. Artinya,
manajemen Bank NTT Cabang Bajawa mempunyai kemampuan dalam memenuhi
kewajibannya, membayar kembali semua depositonya serta memenuhi permintaan
kredit yang diajukan
dengan terlebih dahulu melakukan analisis secara professional.
2. Analisis
Solvabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Solvabilitas Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis
dengan menggunakan capital adequacy ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada
table berikut:
Tabel 2
Solvabilitas Bank NTT Cabang Bajawa
Tahun 2008 – 2010
Tahun
|
Equity capital
(Dalam Rp)
|
Total loan +securities
(dalam rupiah)
|
Capital adequacy ratio
(dalam persentase)
|
2008
2009
2010
|
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
|
49.037.627.869
67.109.375.577
64.594.536.441
|
7,75
9,18
15,64
|
Hasil
perhitungan capital adequacy ratio
(CAR) Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa secara umum nilai rata rata CAR
yang diperoleh selama tahun 2008-2010
sebesar 10,86 % atau rata-rata
berada di atas 8 % sesuai
dengan ketentuan
Bank Indonesia, walaupun pada tahun 2008 nilai CAR-nya hanya 7,75 %, namun pada
tahun 2009 meningkat menjadi 9,18 % dan tahun 2010 meningkat lagi menjadi 15,64
% Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT
Cabang Bajawa memiliki kemampuan modal yang cukup baik untuk membiayai kegiatan
usahanya dan memungkinkan bagi manajemen untuk bekerja dengan efisiensi yang
tinggi.
3. Analisis
Rentabilitas Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010.
Rentabilitas Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis
dengan menggunakan return on asset capital
adequacy ratio.
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Rentabilitas Bank NTT Cabang
Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
|
Laba tahun berjalan
(Dalam Rp)
|
Total asset
(dalam rupiah)
|
Return on asset
(dalam persentase)
|
2008
2009
2010
|
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
|
54.166.952.224
68.982.471.921
76.853.669.747
|
7,02
8,93
13,15
|
Hasil
perhitungan ROA Bank NTT Cabang Bajawa
selama tahun 2008-2010
menunjukkan bahwa ROA yang diperoleh selama tahun 2008-2010 berturut turut mengalami
peningkatan,
yaitu dari 7,02 % pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,93 % pada tahun 2009 dan
meningkat lagi menjadi 13,15 % pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa
mempunyai kemampuan dalam mengelola aset atau aktiva yang dimilikinya secara
profesional sehingga dapat menghasilkan laba tahun berjalan yang mengalami
peningkatan secara terus menerus.
4. Analisis
Resiko
Usaha
Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Risiko
usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan
menggunakan deposit risk ratio. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4
Risiko usaha Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
|
Equity capital
(Dalam Rp)
|
Total deposit
(dalam rupiah)
|
Deposit risk ratio
(dalam persentase)
|
2008
2009
2010
|
3.801.285.421
6.161.008.877
10.103.713.230
|
45.813.055.131
48.059.325.919
53.101.027.630
|
8,30
12,82
19,03
|
Hasil
perhitungan DRR Bank NTT Cabang Bajawa selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan secara
terus-menerus, yaitu 8,30 % pada tahun 2008
meningkat menjadi 12,82 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 19,03 %.
Peningkatan resiko
usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa semakin besar bank
mengelola dana nasabah (dana pihak ketiga) akan semakin besar pula resiko yang dihadapinya. Oleh
karena itu,
sangat diperlukan adanya pengelolaan modal yang dimiliki secara profesional
sehingga manajemen Bank NTT Cabang Bajawa tidak mengalami kegagalan dalam
memenuhi kewajiban kepada para nasabahnya.
5. Analisis
Efisiensi
Usaha
Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010.
Efisiensi
usaha Bank NTT Cabang Bajawa dapat dianalisis dengan menggunakan asset utilization
ratio. Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5
Efisiensi usaha Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008 – 2010
Tahun
|
Operating income + non
operating income
(Dalam Rp)
|
Total asset
(dalam rupiah)
|
Asset utilazation ratio
(dalam persentase)
|
2008
2009
2010
|
10.212.788.251
13.413.880.966
23.910.661.783
|
54.166.952.224
68.982.471.921
76.853.669.747
|
18,85
19,45
31,11
|
Hasil perhitungan asset utilization ratio menunjukkan bahwa manajemen Bank NTT Cabang
Bajawa dalam menggunakan aset yang dimilikinya selama tahun 2008-2010 sudah efisien. Hal ini dapat
dilihat dari nilai AUR diperoleh selama
tahun 2008-2010
mengalami peningkatan secara terus menerus, yaitu 18,85 % pada tahun 2008
meningkat menjadi 19,45 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 31,11 %
pada tahun 2010. Peningkatan nilai AUR menunjukkan bahwa semakin besar Bank NTT
Cabang Bajawa memanfaatkan aset yang dimiliki maka pendapat yang diperoleh, baik pendapatan operasional
maupun pendapatan non-
operasional akan meningkat pula.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pembahasan tentang kinerja keuangan Bank NTT Cabang Bajawa Tahun 2008-2010 yang telah dikemukakan pada
bagian terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: nilai rata rata LDR yang diperoleh selama tahun 2008- 2010 sebesar 122,77 % atau
berada di atas 100 %.
Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan keuangan Bank NTT Cabang Bajawa dalam keadaan likuid. Nilai rata-rata CAR yang diperoleh selama
tahun 2008-2010
sebesar 10,86 % atau berada di atas
8 % sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa memiliki kemampuan modal yang
cukup baik untuk membiayai kegiatan usahanya dan memungkinkan bagi manajemen
untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi. Hasil perhitungan ROA selama tahun 2008-2010 mengalami peningkatan, yaitu dari 7,02 % pada tahun
2008 meningkat menjadi 8,93 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 13,15
% pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa Bank NTT Cabang Bajawa mempunyai kemampuan
dalam mengelola aset atau aktiva yang dimilikinya secara profesional sehingga
dapat menghasilkan laba tahun berjalan yang mengalami peningkatan secara terus-menerus.
Hasil
perhitungan DRR selama tahun 2008-2010
mengalami peningkatan secara terus-menerus, yaitu 8,30 % pada tahun 2008
meningkat menjadi 12,82 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 19,03 %.
Peningkatan resiko
usaha yang dihadapi Bank NTT Cabang Bajawa menunjukkan bahwa semakin besar bank
mengelola dana nasabah (dana pihak ketiga) akan semakin besar pula resiko yang dihadapinya. Oleh
karena itu,
sangat diperlukan adanya pengelolaan modal yang dimiliki secara profesional
sehingga manajemen Bank NTT Cabang Bajawa tidak mengalami kegagalan dalam
memenuhi kewajiban kepada para nasabahnya. Hasil perhitungan asset utilization ratio selama tahun 2008-2010 sudah efisien. Hal ini
dilihat dari nilai AUR diperoleh selama
tahun 2008-2010
mengalami peningkatan secara terus-menerus, yaitu 18,85 % pada tahun 2008
meningkat menjadi 19,45 % pada tahun 2009 dan meningkat lagi menjadi 31,11 %
pada tahun 2010. Peningkatan nilai AUR menunjukkan bahwa semakin besar Bank NTT
Cabang Bajawa memanfaatkan aset yang dimiliki maka pendapat yang diperoleh baik
pendapatan operasional maupun pendapatan non-operasional akan meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
Burhan. 2006.
Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana, Jakarta.
Bank
NTT. Laporan Tahunan Bank NTT Tahun Buku 2008, 2009, 2010.
Indriantoro,
Nur dan Bambang Supomo.
2002. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE UGM, Yogyakarta.
Kasmir. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Martono. 2002. Bank
dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Ekonesia, Yogyakarta.
Mulyono. 2001. Manajemen Perkreditan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Mulyono, Teguh Pudjo. 2003. Analisa Laporan
Keuangan untuk Perbankan.Djambatan
Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Siamat,
Dahlan. 2003.
Manajemen Lembaga Keuangan. BPFE UI, Jakarta.
Sinungan,
Muchdarsyah. 2003. Manajemen
Dana Bank. Buni Aksara, Jakarta.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Umar,
Husein. 2002. Riset
Akuntansi. Gramedia Pustaka, Jakarta. *
posted by Jurnal Online Uniflor @ 11.48,
0 Comments:
Posting Komentar